Fisika, Etika, dan Zombie

Fisika, Etika, dan Zombie

Video game mengajarkan apa pun dari fisika hingga norma di sekolah tinggi Norwegia.

Dalam kelas agama, murid-murid melihat adegan dari The Walking Dead.

Persediaan menipis serta cuma tersisa empat makanan. Namun ada sepuluh mulut yang perlu di beri makan. Siapapun yang memiliki hak? Lanjut usia pemarah? Remaja yang terluka? Anak-anak? Atau sang pemimpin?

Saat kelas meraih perjanjian, mereka mesti memberi argumen pada pilihan mereka dengan salah satu rencana yang sudah mereka tekuni dari pelajaran moral filosofi. Apakah pilihan mereka berdasar pada norma situasional, utilitarianisme, konsekwensialisme.

Games semestinya kian lebih sebatas " brokoli berbungkuskan coklat ", kata guru Tobias Stabby. Ia juga memakai Elder Scroll V : Skyrim. Suatu game tentang pengetahuan pedang serta sihir yang mengajarkan nasionalisme Norwegia.

Murid fisika bermain Portal 2, yang memerlukan penyelesaian puzzle untuk melarikan diri dari labirin komplek laboratorium. Pemain " merekayasa dadu, mengarahkan laser, melompat dengan timing yang pas, serta teleport menembus dinding..... "

" Haruskah kita mempunyai massa yang besar serta tinggi? Jatuhkan suatu hal seberat 50 kg pada ketinggian 50 mtr.. Oh, ada kendala hawa. Mari kita kurangi ketinggiannya. " kata Kristofferson, melukiskan bagaimanakah anak didiknya bermain dengan kemampuan gravitasi.

" Uji coba didunia riil yaitu utama serta game tidak bisa menukar mereka. " katanya. " Namun game itu memberi perspektif yang tidak sama pada murid bakal hukum fisika. Dimana mekanisme disimulasikan oleh computer untuk membuat lingkungan game yang realistis. Dapat juga jadi sumber diskusi saat hukum fisika tengah rusak! " Murid memikirkan bagaimanakah simulasi menyimpang dari kenyataan serta bertransformasi jadi suatu hal yang dikira juga sebagai celah dalam game jadi peluang untuk memikirkan gawat.

0 Response to "Fisika, Etika, dan Zombie"

Posting Komentar

wdcfawqafwef